Pembentukan Karakter Polisi Diperkuat Melalui Pilar Spiritual Intelektual dan Kultural

beritapolricom

Oktober 15, 2025

3
Min Read

Berita Lainnya

Jakarta – Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Pol Anwar menegaskan bahwa pembentukan karakter anggota Polri tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan harus dibangun melalui tiga pilar utama: spiritual, intelektual, dan kultural.

 

Penegasan tersebut disampaikan Irjen Anwar dalam seminar nasional bertajuk “Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Polri Sadar Berkarakter” yang berlangsung di Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

 

Kegiatan itu dihadiri oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari anggota Polri di lingkungan Mabes serta Polda jajaran, juga diikuti oleh peserta secara daring dari berbagai wilayah Indonesia.

 

Irjen Anwar menjelaskan bahwa seminar tersebut merupakan bagian dari upaya Polri membangun sumber daya manusia unggul yang berintegritas dan berkarakter Bhayangkara sejati.

 

“Seminar ini menjadi bagian kecil dari langkah nyata dan sistematis Polri untuk memperbaiki diri,” ujar Anwar.

 

Ia menambahkan bahwa pembangunan SDM unggul tidak cukup hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual semata. “Kami membangun SDM Polri melalui tiga pilar utama, yaitu spiritual, intelektual, dan kultural,” katanya menegaskan.

 

Menurutnya, kegiatan tersebut juga menjadi awal penyusunan kurikulum dan modul pembinaan karakter personel Polri yang akan difokuskan pada penguatan nilai-nilai kebhayangkaraan dan nasionalisme.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Peneliti Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI), Dr Junus Simangunsong, memaparkan hasil riset bertema “Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Manusia Indonesia Seutuhnya.”

 

Junus menjelaskan bahwa dari hasil penelitian, dimensi spiritual memperoleh skor terendah yakni 4,28, dibandingkan dimensi intelektual sebesar 4,43 dan kultural sebesar 4,46.

 

“Temuan ini mengindikasikan perlunya penguatan kesadaran spiritual dan refleksi diri di kalangan aparat maupun masyarakat,” ungkapnya.

 

Ia menegaskan bahwa hasil riset tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Polri dan akan dijadikan dasar fundamental dalam penyusunan kurikulum pembinaan karakter anggota Polri.

 

Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan Karier (Karobinkar) SSDM Polri Brigjen Pol Langgeng Purnomo turut menyoroti pentingnya nasionalisme di tengah tantangan global.

 

Menurutnya, kompleksitas geopolitik dunia yang melibatkan tarik-menarik kepentingan antarnegara menuntut bangsa Indonesia untuk memiliki karakter kuat dan nasionalisme tinggi.

 

“Pelindung utama bangsa Indonesia dalam menghadapi dinamika geopolitik internasional adalah dengan menguatkan jiwa nasionalisme yang dijiwai jati diri bangsa,” tegas Brigjen Langgeng.

 

Dari kalangan akademisi, Prof Dr Meutia Farida Hatta Swasono menegaskan pentingnya kembali kepada nilai-nilai Pancasila sebagai jalan lurus yang diajarkan oleh Bung Hatta.

 

“Polri harus menjadi role model perekat bangsa, bukan sekadar penegak hukum,” ujar Meutia dalam paparannya.

 

Sementara sejarawan nasional Prof Dr Anhar Gonggong mengingatkan bahwa Polri memiliki akar sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ia menekankan agar setiap anggota Polri menjunjung tinggi nilai kejujuran dan antikorupsi.

 

Masukan juga datang dari salah satu peserta seminar, Kushartono, yang menilai bahwa solusi atas berbagai persoalan bangsa harus dimulai dari refleksi dan introspeksi diri. “Sudah saatnya bangsa ini melakukan tobat nasional dengan kembali pada jati diri bangsa,” ujarnya.

 

Dalam sesi penutupan, Komisioner Kompolnas Supardi Hamid menekankan pentingnya tata kelola kelembagaan Polri yang transparan dan berkeadilan untuk mendukung reformasi SDM yang utuh.

 

“Upaya penguatan karakter anggota Polri harus diiringi dengan tata kelola kelembagaan yang transparan, adil, dan akuntabel,” tutur Supardi.

 

Menutup rangkaian kegiatan, Irjen Anwar menegaskan bahwa tujuan utama seminar ini adalah meningkatkan pemahaman anggota Polri terhadap jati diri bangsa serta menginternalisasi nilai-nilai sadar berkarakter dalam setiap pelaksanaan tugas.

 

Ia berharap seluruh peserta dapat membawa semangat perubahan itu ke satuannya masing-masing. “Kami ingin mewujudkan Polri yang responsif, berkarakter kuat, dan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi,” pungkasnya.  ***

 

 

PILIHAN EDITOR