Jakarta — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memberikan apresiasi terhadap langkah tegas Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam memberantas peredaran gelap narkotika di tanah air. Respons ini disampaikan menyusul capaian Polri yang berhasil menyita 197,71 ton narkoba dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2025.
Penyitaan besar-besaran ini dilakukan oleh Bareskrim Polri bersama jajaran Polda di seluruh Indonesia. Selain menyita barang bukti dalam jumlah fantastis, aparat kepolisian juga berhasil menangkap 51.763 tersangka yang terlibat dalam kasus narkotika. Dari jumlah tersebut, terdapat 150 tersangka yang masih berstatus anak-anak.
Komisioner Kompolnas, Muhammad Khairul Anam, menilai keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa Polri benar-benar serius dan konsisten dalam memerangi kejahatan narkotika. Ia menyebut bahwa maraknya peredaran barang haram tersebut masih menjadi persoalan serius yang mengancam masa depan bangsa.
Menurut Anam, narkoba bukan hanya persoalan hukum semata, tetapi juga ancaman sosial yang dapat merusak generasi muda. Ia menegaskan bahwa Polri tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi sindikat besar narkoba yang memiliki jaringan luas hingga lintas negara.
“Penyelesaian tantangan pemberantasan narkoba membutuhkan dukungan semua pihak,” ujar Khairul Anam. “Polri jangan pernah berhenti mengungkap jaringan-jaringan yang lebih besar dan lebih utama,” lanjutnya.
Ia menekankan pentingnya fokus penegakan hukum yang tidak hanya menyentuh para pelaku lapangan, tetapi juga mengarah pada pengungkapan dalang di balik peredaran narkoba skala besar. “Tantangannya memang tidak boleh berhenti pada penangkapan pelaku kecil,” kata Anam. “Yang paling penting adalah mencari tahu siapa dalang di balik peredaran narkoba yang begitu besar.”
Khairul Anam juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung upaya Polri memberantas narkoba. Menurutnya, keberhasilan perang melawan narkoba tidak hanya bergantung pada aparat penegak hukum, tetapi juga kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan di lingkungan sekitar.
“Ayo kita dukung kepolisian dalam memberantas narkoba,” serunya. “Ini bukan hanya untuk kepentingan kepolisian atau penegakan hukum, tetapi untuk kepentingan kita semua, untuk masa depan bangsa dan generasi muda.”
Selain dukungan moral dan sosial, Anam juga menekankan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap langkah yang diambil Polri. Ia berharap seluruh proses penanganan kasus narkoba dilakukan secara profesional, terbuka, dan berintegritas agar kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian semakin kuat.
“Yang paling penting, mari kita jaga akuntabilitas dan transparansi kerja-kerja kepolisian,” tutup Khairul Anam. Dengan semangat kolaborasi antara aparat, masyarakat, dan lembaga pengawas, diharapkan Indonesia semakin kokoh dalam melawan bahaya narkoba yang mengancam masa depan bangsa. ***









