KJRI Hamburg Gelar Seminar Kesehatan Mental untuk WNI di Jerman

beritapolricom

Oktober 16, 2025

4
Min Read

Berita Lainnya

Hamburg — Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg mengadakan seminar bertajuk “Pelindungan WNI dan Kesehatan Mental”. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan psikologis warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Jerman. Pada 11 Oktober 2025 

Seminar tersebut berlangsung di gedung KJRI Hamburg dan diikuti sekitar 20 peserta yang terdiri dari pelajar program Ausbildung, relawan Freiwilliges Soziales Jahr (FSJ), serta masyarakat umum. Acara ini terselenggara atas kerja sama antara KJRI Hamburg dan Life Architekture, sebuah lembaga konsultan psikologi dan life coaching yang berbasis di Jerman.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Hamburg, Renata Siagian. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya memperhatikan kesehatan mental para WNI di luar negeri, terutama mereka yang tengah menjalani masa adaptasi di lingkungan baru.

Renata menegaskan bahwa isu kesehatan mental tidak boleh dianggap tabu dan perlu dibicarakan secara terbuka. Menurutnya, banyak peserta Ausbildung maupun pekerja migran yang menghadapi tekanan psikologis, mulai dari kesepian, kesulitan beradaptasi dengan budaya Jerman, hingga kendala bahasa.

Ia menambahkan bahwa ekspektasi tinggi dari keluarga di tanah air sering kali menambah beban emosional bagi para pekerja migran Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memastikan perlindungan yang komprehensif terhadap seluruh WNI di luar negeri.

“Pemerintah berkomitmen menegaskan pelindungan dan pengembangan pekerja migran Indonesia di luar negeri,” ujar Renata. Ia menuturkan bahwa langkah ini tercermin dalam kebijakan domestik maupun kerja sama bilateral yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).

Pada sesi pertama, Konsul Protokoler dan Konsuler, Ifan Pandji Kresna, bersama Konsul Ekonomi, Cahya Sumaningsih, menyampaikan materi mengenai kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung dan melindungi pekerja migran.

Keduanya menjelaskan bahwa pelindungan terhadap pekerja migran dilakukan secara menyeluruh, meliputi tahap pra-penempatan, masa kerja di luar negeri, hingga kepulangan ke Indonesia. Selain itu, turut disosialisasikan ketentuan mengenai keimigrasian dan ketenagakerjaan di Jerman.

Dalam sesi diskusi interaktif, para peserta berkesempatan menyampaikan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi selama bekerja dan tinggal di Jerman. Banyak di antara mereka menyoroti persoalan adaptasi lingkungan, tekanan kerja, hingga kerinduan terhadap keluarga di tanah air.

Sesi kedua menghadirkan Coach Bayu Prihandito dari Life Architekture sebagai narasumber utama. Ia memandu peserta untuk mengenali emosi, mengelola stres, serta menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

Melalui pendekatan deep talk dan sesi kelompok kecil, Coach Bayu mengajak peserta berbagi pengalaman secara terbuka mengenai perasaan cemas, tekanan psikologis, serta upaya mereka membangun afirmasi positif dalam keseharian.

Ia menilai kegiatan seperti ini sangat penting karena dapat membantu menghapus stigma bahwa membicarakan kesehatan mental merupakan hal yang tabu. “Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengangkat tema kesehatan mental dan melawan stigma yang masih melekat di masyarakat,” ujar Coach Bayu.

Selain itu, Coach Bayu juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya Pemerintah Indonesia yang semakin serius dalam melindungi pekerja migran di Jerman. Ia menyoroti langkah positif pemerintah, termasuk kunjungan Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri KP2MI, dalam memperkuat kerja sama terkait peningkatan skilled worker Indonesia di Jerman.

Salah seorang peserta, Akmal, mengaku mendapat banyak manfaat dari seminar ini. Menurutnya, kegiatan tersebut memberikan ruang untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat mental di tengah tantangan hidup di negeri orang.

“Adaptasi dan masalah kesehatan mental sangat krusial saat ini,” kata Akmal. Ia menambahkan bahwa acara seperti ini tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga berdampak positif bagi kesejahteraan jangka panjang para pekerja migran.

Peserta lainnya juga mengapresiasi peran aktif KJRI Hamburg yang terus menghadirkan program pembinaan dan dukungan psikologis bagi masyarakat Indonesia di Jerman Utara. Mereka berharap kegiatan serupa dapat diselenggarakan secara rutin.

Melalui kegiatan ini, KJRI Hamburg berupaya menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya memberikan layanan konsuler, tetapi juga memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesejahteraan psikologis warga negara Indonesia.

Renata Siagian menegaskan bahwa pelindungan terhadap WNI tidak hanya menyangkut aspek hukum atau administratif, tetapi juga menyentuh dimensi sosial dan emosional. Ia berharap agar para peserta mampu menjadi agen positif dalam membangun lingkungan yang saling peduli.

Sejalan dengan momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025, KJRI Hamburg mengajak seluruh masyarakat Indonesia di Jerman Utara untuk memperkuat solidaritas, saling mendukung, dan bersama-sama menjaga kesehatan mental.

Setiap tantangan dan perjalanan hidup, kata Renata, akan terasa lebih ringan ketika dijalani bersama. “Kita tidak pernah benar-benar sendiri, karena selalu ada sesama yang siap mendengarkan dan berbagi,” ujarnya menutup kegiatan tersebut.

Kegiatan seminar ini sekaligus menegaskan peran KJRI Hamburg sebagai garda terdepan dalam pelindungan dan pelayanan bagi warga negara Indonesia di luar negeri, termasuk dalam aspek kesehatan mental yang menjadi bagian penting dari kesejahteraan manusia.

 

Fungsi Protokoler dan Konsuler
Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hamburg
📧 konsuler@kjrihamburg.de

 

PILIHAN EDITOR