Istana Ingatkan Masyarakat Waspada Hoaks Usai Isu Ancaman Bom di Sekolah Internasional

beritapolricom

Oktober 12, 2025

4
Min Read

Berita Lainnya

Jakarta — Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi. Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyusul munculnya kabar ancaman bom di salah satu sekolah internasional di Jakarta yang ternyata tidak terbukti kebenarannya.

 

Prasetyo menjelaskan bahwa peristiwa tersebut menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran berita bohong atau hoaks, terutama yang berkaitan dengan isu keamanan publik.

 

Menurutnya, penyebaran informasi palsu dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan mengganggu stabilitas sosial. Karena itu, ia menegaskan perlunya kehati-hatian sebelum mempercayai atau membagikan informasi yang beredar di media sosial maupun pesan instan.

 

“Inilah yang menjadi kesadaran bagi kita semua. Informasi yang muncul di masyarakat sering kali setelah dicek ternyata tidak benar. Sekarang banyak sekali hoaks beredar,” ujar Prasetyo dalam keterangan suara yang diterima, Sabtu.

 

Ia menambahkan, masyarakat harus membiasakan diri untuk memeriksa sumber informasi dan memastikan kebenarannya sebelum mengambil kesimpulan atau menyebarkannya ke orang lain.

 

Pemerintah, kata dia, tidak melarang masyarakat menyampaikan pendapat atau melaporkan kejadian di sekitarnya, namun setiap informasi yang menyangkut keamanan publik perlu diverifikasi dengan benar agar tidak menimbulkan kepanikan.

 

“Apalagi kalau sudah menyangkut gangguan keamanan, terlebih dengan isu bom di tempat pendidikan, itu sangat sensitif,” tegasnya.

 

Prasetyo memastikan bahwa pemerintah telah berkoordinasi dengan lembaga terkait seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

 

Menurutnya, langkah-langkah penanganan sudah dilakukan sesuai prosedur, meskipun tidak semua detail perlu dipublikasikan ke publik demi menjaga keamanan nasional.

 

“Koordinasi dengan lembaga terkait tentu sudah dilakukan. Tapi tidak semuanya harus disampaikan ke masyarakat. Presiden selalu mengingatkan kita agar waspada menerima informasi dan selalu melakukan pengecekan,” ucapnya.

 

Ia menekankan pentingnya membangun budaya literasi digital dan semangat verifikasi informasi di tengah derasnya arus komunikasi di era teknologi saat ini.

 

“Semangat itu yang Bapak Presiden ingin bangun, agar kita sebagai bangsa tidak mudah terprovokasi dan lebih produktif dalam memanfaatkan informasi,” ujar Prasetyo.

 

Mensesneg juga menegaskan bahwa masyarakat sebaiknya memfokuskan energi dan perhatian pada hal-hal yang lebih bermanfaat bagi pembangunan bangsa daripada terjebak isu yang tidak jelas sumbernya.

 

“Ada pekerjaan rumah yang jauh lebih penting daripada sekadar menanggapi isu yang dilemparkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab,” katanya menambahkan.

 

Sebelumnya, pihak North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading menerima ancaman bom dari nomor asing berkode negara +234, yang diketahui berasal dari Nigeria.

 

Pesan tersebut dikirim melalui SMS pada Selasa (7/10) sekitar pukul 05.09 WIB dan ditujukan kepada pihak marketing sekolah. Dalam pesan itu, pelaku mengklaim telah menanam bom di lingkungan sekolah dan meminta tebusan sebesar 30.000 dolar AS dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin.

 

“Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami,” demikian isi ancaman yang diterima pihak sekolah.

 

Ancaman tersebut segera dilaporkan kepada aparat kepolisian. Polsek Kelapa Gading bersama tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya langsung melakukan penyisiran di seluruh area sekolah pada Rabu (8/10) pagi.

 

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan, sebanyak 21 personel Gegana dikerahkan untuk memeriksa setiap sudut sekolah, mulai dari ruang kelas, laboratorium, hingga area bermain anak.

 

“Penyisiran dilakukan untuk memastikan keamanan lingkungan sekolah. Tidak ditemukan benda mencurigakan atau bahan peledak,” ujar Seto.

 

Setelah pemeriksaan selesai, aktivitas sekolah kembali berjalan normal. Pihak kepolisian kini masih melakukan penelusuran digital terhadap nomor asing yang mengirim ancaman tersebut untuk mengetahui motif dan identitas pelaku.

 

Pemerintah berharap kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak mudah panik dan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menerima informasi, agar situasi keamanan tetap terjaga dan kondusif.  ***

 

 

PILIHAN EDITOR