Surabaya — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah rumah sakit yang aman dan ramah lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya mengadakan kegiatan penyuluhan bagi para pendamping pasien di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Kamis, 9 Oktober2025.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya mengenali warna kantong sampah dan fungsi masing-masing dalam menjaga kebersihan serta mencegah penularan penyakit.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, para mahasiswa dan dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya menjelaskan bahwa terdapat empat warna utama kantong sampah yang digunakan di lingkungan rumah sakit. Setiap warna memiliki arti dan fungsi tersendiri sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan.
Warna kuning digunakan untuk limbah medis infeksius, yaitu limbah yang berpotensi menularkan penyakit, seperti sarung tangan bekas, perban, kapas darah, dan alat medis sekali pakai.
Sementara itu, warna hitam diperuntukkan bagi sampah non-medis yang tidak dapat didaur ulang, seperti sisa makanan atau bungkus plastik biasa.
Selanjutnya, warna ungu digunakan khusus untuk limbah sitotoksik, yaitu limbah dari obat-obatan kemoterapi atau bahan kimia yang bersifat racun bagi sel hidup. Terakhir, warna cokelat dipakai untuk limbah kimia berbahaya, misalnya baterai bekas, lampu neon, dan sisa bahan pembersih laboratorium.
Dengan memahami arti warna-warna tersebut, diharapkan para pendamping pasien turut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit dan membantu petugas dalam memilah sampah dengan benar.
Pengelolaan limbah medis yang baik tidak hanya melindungi pasien dan tenaga kesehatan, tetapi juga masyarakat luas dari risiko penularan penyakit.
Salah satu narasumber dari Poltekkes Kemenkes Surabaya menyampaikan bahwa edukasi ini penting diberikan tidak hanya kepada tenaga medis, tetapi juga kepada pendamping pasien.
“Pendamping pasien juga harus sehat. Jangan sampai karena terlalu fokus merawat orang lain, justru dirinya sendiri yang jatuh sakit,” ujarnya.
Ia menambahkan, menjaga kebersihan dan kesehatan diri merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama.
“Seperti pepatah, sekaya-kayanya orang, kalau sakit tetap akan merasa susah. Maka dari itu, menjaga kesehatan adalah investasi yang paling berharga,” tuturnya.
Melalui kegiatan penyuluhan ini, Poltekkes Kemenkes Surabaya berharap kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah medis dapat terus meningkat.
Selain menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih dan aman, edukasi semacam ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga kesehatan publik.
Edukasi sederhana tentang warna kantong sampah ternyata memiliki makna besar: mencegah penyakit, menjaga keselamatan, dan membangun budaya hidup bersih di lingkungan fasilitas kesehatan.
Karena pada akhirnya, kesehatan adalah hak sekaligus tanggung jawab semua orang baik pasien, tenaga medis, maupun pendamping pasien. ***
(Dadan)